Rabu, 10 Juli 2013

95 DALIL YANG DIAJUKAN OLEH MARTIN LUTHER

1. Tuhan dan Guru kita Yesus 
Kristus, ketika Ia mengucapkan 
"Bertobatlah," dan seterusnya, 
menyatakan bahwa seluruh hidup 
orang-orang yang percaya harus 
diwarnai dengan pertobatan. 
2. Kata ini tidak boleh dimengerti 
mengacu kepada hukuman 
sakramental; maksudnya, berkaitan 
dengan proses pengakuan dan 
pelepasan (dosa), yang diberikan 
oleh imam-imam yang dilakukan di 
bawah pelayanan imam-imam. 
3. Dan, pertobatan tidak hanya 
mengacu pada penyesalan batiniah; 
tidak, penyesalan batiniah semacam 
itu tidak ada artinya, kecuali secara 
lahiriah menghasilkan pendisiplinan 
diri terhadap keinginan daging. 
4. Jadi, hukuman itu terus berlanjut 
selama ada kebencian pada diri 
sendiri - maksudnya, penyesalan 
batin yang sejati berlanjut: yaitu, 
sampai kita masuk ke dalam 
kerajaan surga. 
5. Paus tidak memiliki kekuatan 
maupun kuasa untuk mengampuni 
kesalahan apa pun, kecuali yang 
telah ia diberikan dengan otoritasnya 
sendiri, atau oleh peraturan. 
6. Paus tidak memiliki kuasa untuk 
mengampuni dosa apa pun, kecuali 
dengan menyatakan dan 
menjaminnya te1ah diampuni Allah; 
atau setidaknya ia dapat memberikan 
pengampunan pada kasus-kasus 
yang menjadi tanggung jawabnya, 
da1am kasus tersebut, jika kuasanya 
diremehkan, kesalahan akan tetap 
ada. 
7. Allah tidak pernah mengampuni 
dosa apa pun, tanpa pada saat yang 
sama Dia menundukkan diri manusia 
itu, merendahkan diri da1am sega1a 
sesuatu, kepada otoritas imam, 
wakilnya. 
8. Peraturan pengakuan dosa hanya 
dikenakan pada orang yang hidup 
dan tidak seharusnya dikenakan 
pada orang yang mati; menurut 
peraturan tersebut. 
9. Oleh karena itu Roh Kudus 
berkarya da1am diri Paus 
me1akukan hal yang baik bagi kita, 
sejauh da1am keputusannya, Paus 
se1a1u membuat perkecualian 
terhadap aturan ten tang kematian 
dan nasib seseorang. 
10. Imam-imam bertindak salah dan 
tanpa pengetahuan,jika dalam kasus 
orang yang sekarat, mengganti 
hukuman kanonik dengan api 
penyucian. 
11. Benih ilalang tentang mengubah 
hukuman kanonik menjadi hukuman 
di api penyucian tampaknya tentu 
saja telah ditaburkan sementara para 
uskup tertidur. 
12. Pada mulanya, hukuman kanonik 
dikenakan bukan sesudah, melainkan 
sebe1um pengampunan, sebagai 
ujian untuk pertobatan mendalam 
yang sejati. 
13. Orang yang sekarat melunasi 
semua hukuman dengan kematian, 
dianggap sudah mati sesuai hukum 
kanon dan mendapat hak dilepaskan 
dari hukum kanon. 
14. Kebaikan atau kasih yang tidak 
sempurna dari orang yang sekarat 
pasti menyebabkan ketakutan yang 
besar; dan makin sedikit kebaikan 
atau kasihnya, makin besar 
ketakutan yang diakibatkannya. 
15. Rasa takut dan ngeri tersebut 
sudah cukup bagi dirinya sendiri, 
tanpa berbicara hal-hal lain, tanpa 
ditambah penderitaan di api 
penyucian karena hal itu sangat de 
kat dengan kengerian keputusasaan. 
16. Neraka, api penyucian, dan surga 
tampak berbeda seperti halnya 
keputusasaan, hampir putus asa, dan 
kedamaian pikiran itu berbeda. 
17. Jiwa da1am api penyucian, 
tampaknya harus seperti ini: saat 
kengerian menghilang, kasih 
meningkat. 
18. Namun, hal itu tampaknya tidak 
terbukti dengan penalaran apa pun 
atau ayat Alkitab mana pun, api 
penyucian berada di luar kebaikan 
seseorang atau meningkatnya kasih. 
19. Hal itu juga tidak terbukti; bahwa 
jiwa dalam api penyucian yakin dan 
mantap dengan berkat mereka 
sendiri; mereka semua, bahkan jika 
kita bisa sangat yakin dengan hal 
tersebut. 
20. Oleh karena itu Paus, ketika ia 
berbicara ten tang pengampunan 
sepenuhnya dari semua hukuman, itu 
bukan sekadar bermakna semua 
dosa, melainkan hanya hukuman 
yang ia jatuhkan sendiri. 
21. Jadi, para pengkhotbah 
pengampunan dosa, yang berkata 
bahwa dengan surat pengampunan 
dosa dari Paus, seseorang 
dibebaskan dan diselamatkan dari 
semua hukuman, melakukan 
kesalahan. 
22. Sebab sesungguhnya ia tidak 
menghapuskan hukuman, yang harus 
mereka bayar dalam kehidupan 
sesuai dengan peraturan, bagi jiwa- 
jiwa di api penyucian. 
23. Jika pengampunan sepenuhnya 
bagi semua hukuman bisa diberikan 
kepada seseorang, sudah tentu tidak 
akan diberikan kepada seorang pun 
kecuali orang yang paling sempurna 
- yaitu, kepada sangat sedikit orang. 
24. Oleh karena itu sebagian besar 
orang pasti tertipu dengan janji 
pembebasan dari hukuman yang 
bersifat tidak pandang bulu dan 
sangat manis itu. 
25. Kekuasaan seperti itu dimiliki 
Paus atas api penyucian secara 
umum, seperti halnya dimiliki setiap 
uskup di keuskupannya dan setiap 
imam di jemaatnya sendiri, secara 
khusus. 
26. Paus bertindak dengan benar 
dengan memberikan pengampunan 
dosa kepada jiwa-jiwa, bukan dengan 
kekuasaan kunci-kunci (yang tak ada 
gunanya dalam hal ini), meLainkan 
dengan doa syafaat. 
27. Orang yang berkata bahwa jiwa 
seseorang terlepas dari api 
penyucian segera setelah uang 
dimasukkan ke dalam peti yang 
menimbulkan bunyi gemerencing, 
berkhotbah dengan gila. 
28. Sudah tentu, ketika uang yang 
dimasukkan dalam peti menimbulkan 
bunyi gemerencing, ketamakan, dan 
keuntungan mungkin meningkat, 
tetapi doa syafaat gereja tergantung 
pada kehendak Allah semata-mata. 
29. Siapa tahu apakah semua jiwa di 
api penyucian ingin dibebaskan 
darinya atau tidak, sesuai dengan 
cerita yang dikisahkan tentang Santo 
Severinus dan Paschal? 
30. Tidak ada seorang pun yang 
yakin tentang realita perasaan 
berdosanya sendiri, terlebih-lebih 
pencapaian pengampunan dosa 
seluruhnya. 
31. Seperti halnya petobat sejati itu 
jarang, demikian juga orang yang 
sungguh-sungguh membeli surat 
pengampunan dosa itu jarang - 
maksudnya, sangat jarang. 
32. Orang yang percaya bahwa, 
melalui surat pengampunan dosa, 
mereka dijamin mendapatkan 
keselamatan mereka, akan dihukum 
secara kekal bersama dengan guru- 
guru mereka. 
33. Kita harus secara khusus berhati- 
hati terhadap orang yang berkata 
bahwa surat pengampunan dari Paus 
ini merupakan karunia Allah yang tak 
ternilai harganya, yang menyebabkan 
seseorang diperdamaikan dengan 
Allah. 
34. Sebab kasih karunia yang 
disalurkan melalui pengampunan ini 
hanya berkaitan dengan hukuman 
untuk memenuhi hal-hal yang 
bersifat sakramen, yang ditentukan 
oleh manusia. 
35. Orang yang mengajar bahwa 
penyesalan yang mendalam itu tidak 
diperlukan oleh orang-orang yang 
membeli jiwa-jiwa keluar dari api 
penyucian atau membeli lisensi 
pengakuan, tidak mengkhotbahkan 
doktrin Kristen. 
36. Setiap orang Kristen yang 
merasakan penyesalan yang sejati 
akan mendapatkan pengampunan 
dosa seluruhnya yang sejati dari 
penderitaan dan rasa bersalah, 
bahkan meskipun tanpa surat 
pengampunan dosa. 
37. Setiap orang Kristen sejati, entah 
yang hidup atau yang mati, 
mendapatkan bagian dalam semua 
berkat Kristus dan gereja yang 
diberikan kepadanya oleh Allah 
meskipun tanpa surat pengampunan 
dosa. 
38. Namun, pengampunan dosa, 
yang dilakukan oleh Paus, tidak 
boleh dipandang rendah dengan cara 
apa pun sebab pengampunan, seperti 
saya katakan, merupakan pernyataan 
pengampunan dosa dari Allah. 
39. Menekankan dampak 
pengampunan dosa yang besar dan 
pada saat yang sama menekankan 
pentingnya penyesalan yang sejati di 
mata orang-orang, merupakan hal 
yang paling sulit, bahkan juga untuk 
teolog yang paling terpelajar 
sekalipun. 
40. Penyesalan yang sejati 
mendambakan dan mencintai 
hukuman, sementara hadiah 
pengampunan dosa menjadikannya 
lega dan membuat manusia 
membencinya, atau paling tidak 
memberikan kesempatan bagi mereka 
untuk membencinya. 
41. Pengampunan dosa 
apostolikharus dinyatakan dengan 
penuh hati-hati,jika tidak, orang- 
orang secara salah akan menduga 
hal itu diletakkan pada perbuatan 
baik kasih lainnya. 
42. Orang-orang Kristen harus diajar 
bahwa Paus tidak pernah berpikir 
bahwa pembelian surat 
pengampunan dosa dalam cara apa 
pun bisa dibandingkan dengan karya 
kasih karunia. 
43. Orang-orang Kristen harus diajar 
bahwa orang yang memberi kepada 
orang miskin, atau memberi 
pinjaman kepada orang yang 
kekurangan, berbuat lebih baik 
daripada jika ia membeli surat 
pengampunan dosa. 
44. Karena, me1alui kasih, kasih 
meningkat, dan manusia menjadi 
lebih baik; sementara melalui surat 
pengampunan dosa, ia tidak menjadi 
lebih baik, tetapi hanya lebih bebas 
dari hukuman. 
45. Orang-orang Kristen harus diajar 
bahwa orang yang memandang 
seseorang yang kekurangan dan 
melewatinya, memberikan uang untuk 
mendapatkan pengampunan dosa, 
tidak sedang membeli surat 
pengampunan dosa dari Paus untuk 
dirinya sendiri, tetapi murka Allah. 
46. Orang-orang Kristen harus diajar 
bahwa, kecuali mereka memiliki 
kekayaan yang berlimpah, mereka 
terikat untuk melakukan hal yang 
perlu untuk dipakai bagi keperluan 
rumah tangga mereka sendiri dan 
dengan cara apa pun tidak boleh 
menghamburkannya untuk 
mendapatkan surat pengampunan. 
47. Orang-orang Kristen harus diajar 
bahwa, meskipun mereka bebas 
untuk membeli surat pengampunan 
dosa, mereka tidak diwajibkan untuk 
melakukannya. 
48. Orang-orang Kristen harus diajar 
bahwa Paus, dalam memberikan 
pengampunan, memiliki kebutuhan 
lebih banyak dan keinginan lebih 
banyak agar doa yang tekun 
dinaikkan baginya, daripada uang 
yang sudah siap untuk dibayarkan. 
49. Orang-orang Kristen harus diajar 
bahwa pengampunan dari Paus itu 
berguna,jika mereka tidak meletakkan 
kepercayaan mereka penyucian; 
tetapi paling berbahaya, jika 
melaluinya mereka kehilangan rasa 
takut mereka kepada Allah. 
50. Orang-orang Kristen harus diajar 
bahwa,jika Paus mengetahui 
tuntutan para pengkhotbah 
pengampunan dosa, ia akan lebih 
menyukai jika Basilika St. Petrus 
dibakar sampai menjadi abu, 
daripada dibangun dengan kulit, 
daging, dan tulang domba- 
dombanya. 
Sumber : 
51. Orang-orang Kristen harus diajar 
bahwa, seperti halnya merupakan 
kewajiban, demikian juga itu 
merupakan harapan Paus yang jika 
perlu menjual Basilika St. Petrus dan 
memberikan uangnya sendiri kepada 
banyak orang, yang darinya para 
pengkhotbah pengampunan dosa 
menarik uang. 
52. Sia-sialah harapan untuk 
mendapatkan keselamatan melalui 
surat-surat pengampunan dosa, 
bahkan sekalipun itu komisaris, 
tidak, bahkan Paus sendiri - harus 
menjanjikan jiwanya sendiri bagi 
mereka. 
53. Orang yang, demi memberitakan 
pengampunan dosa, mengutuk 
firrnan Allah untuk meredakan 
ketenangan di gereja lainnya, adalah 
musuh Kristus dan Paus. 
54. Kesalahan dilakukan terhadap 
firman Allah jika, dalam khotbah 
yang sama, waktu yang sama atau 
lebih lama dihabiskan untuk 
membahas surat pengampunan 
daripada untuk membahas firman 
Allah. 
55. Menurut pikiran Paus jika surat 
pengampunan, yang merupakan 
masalah yang sangat kecil, dirayakan 
dengan satu bel, satu prosesi, dan 
satu seremoni; Injil, yang merupakan 
masalah yang sangat besar, 
seharusnya diberitakan dengan 
ratusan bel, ratusan prosesi, dan 
ratusan seremoni. 
56. Kekayaan gereja yang 
menyebabkan Paus mengeluarkan 
surat pengampunan dosa, tidak 
cukup didiskusikan atau dikenal di 
antara umat Kristus. 
57. Tampak jelas bahwa kekayaan 
tersebut bukanlah kekayaan semen 
tara; sebab kekayaan tersebut tidak 
untuk dibagikan secara gratis, tetapi 
hanya ditimbun oleh banyak 
pengkhotbah surat pengampunan 
dosa. 
58. Kekayaan itu juga bukan 
kebaikan Kristus dan para Rasul; 
sebab tanpa peran Paus, kebaikan 
selalu menghasilkan kasih karunia 
kepada manusia rohani; dan salib, 
kematian, dan neraka bagi manusia 
lahiriah. 
59. St. Lawrence berkata bahwa 
harta benda gereja adalah orang- 
orang miskin di gereja, tetapi ia 
berbicara menurut penggunaan kata 
itu pada zamannya. 
60. Kami tidak tergesa-gesa 
berbicara jika kami berkata bahwa 
kunci gereja, yang diserahkan melalui 
kebaikan Kristus, adalah kekayaan 
itu. 
61. Sangat jelas bahwa kuasa Paus 
pada hakikatnya sudah memadai 
untuk mengampuni hukuman dan 
kasus-kasus yang khusus diberikan 
padanya. 
62. Kekayaan gereja yang sejati 
adalah Injil Kudus dari kemuliaan 
dan kasih karunia Allah. 
63. Namun, kekayaan itu paling 
dibenci karena membuat orang yang 
pertama menjadi yang terkemudian. 
64. Sementara kekayaan surat 
pengampunan dosa paling diterima 
karena membuat yang terakhir 
menjadi yang pertama. 
65. Oleh karena itu kekayaan Injil 
adalah jala, yang pada mulanya 
digunakan untuk menjala orang kaya. 
66. Kekayaan surat pengampunan 
dosa adalah jala yang sekarang 
digunakan untuk menjala kekayaan 
orang. 
67. Surat pengampunan dosa, yang 
dipromosikan secara jelas oleh para 
pengkhotbah sebagai kasih karunia 
terbesar, dipandang sungguh- 
sungguh seperti itu sepanjang 
berkaitan dengan meningkatnya 
keuntungan. 
68. Namun, dalam kenyataan, surat 
itu tidak berarti apa-apa jika 
dibandingkan dengan kasih karunia 
Allah dan kesalehan karena salib. 
69. Uskup dan imam terikat untuk 
menerima komisaris kepausan yang 
mengurusi surat pengampunan 
dengan segala kehormatannya. 
70. Namun, mereka masih terikat 
untuk melihatnya dengan segenap 
mata mereka dan memerhatikan 
dengan segenap telinga mereka 
supaya orang-orang ini tidak 
mengkhotbahkan keinginan mereka 
sendiri, namun mengkhotbahkan apa 
yang diperintahkan oleh Paus. 
71. Biarlah orang yang berbicara 
menentang kebenaran surat 
pengampunan dosa Paus terkucil dan 
terkutuk. 
72. Namun, pada sisi lain, orang 
yang mengeluarkan segenap 
kemampuannya untuk menentang 
hawa nafsu dan penye1ewengan 
kebebasan para pengkhotbah 
pengampunan, biarlah ia diberkati. 
73. Seperti halnya Paus secara adil 
menghardik orang yang 
menggunakan berbagai cara untuk 
merusak perdagangan surat 
pengampunan. 
74. Terlebih-lebih jika ia menghardik 
orang yang, dengan dalih surat 
pengampunan, menggunakannya 
sebagai alasan untuk merusak kasih 
kudus dan kebenaran. 
75. Berpikir bahwa sur at 
pengampunan Paus memiliki kuasa 
sedemikian sehingga mereka bisa 
membebaskan manusia bahkan jika - 
meskipun itu tidak mungkin - ia telah 
bersalah kepada Bunda Allah, 
merupakan kegilaan. 
76. Sebaliknya, kami meneguhkan 
bahwa surat pengampunan Paus 
tidak bisa menghapuskan dosa 
paling remeh sekalipun, sepanjang 
hal itu terkait dengan kesalahannya. 
77. Ungkapan yang mengatakan 
bahwa seandainya St. Petrus menjadi 
Paus sekarang, ia tidak bisa 
memberikan kasih karunia yang lebih 
besar, merupakan penghujatan 
kepada St. Petrus dan Paus. 
78. Kami sebaliknya meneguhkan 
bahwa Paus saat ini atau Paus lain 
mana pun memiliki kasih karunia 
yang lebih besar yang dapat 
digunakan menurut kehendaknya - 
yaitu, InjiI, kuasa, karunia 
kesembuhan, dan sebagaimana 
tertulis (1 Korintus XII.9.) 
79. Mengatakan bahwa salib yang 
dihiasi panji-panji kepausan 
merniliki kuasa yang sama dengan 
salib Kristus, merupakan 
penghujatan. 
80. Uskup, imam, dan teolog yang 
mengizinkan khotbah semacam itu 
beredar di antara umat, harus 
memberikan pertanggung-jawaban. 
81. Khotbah mengenai surat 
pengampunan dosa yang tidak 
terkontrol ini bukanlah hal yang 
mudah, bahkan juga bagi orang 
terpelajar, tidak bisa menyelamatkan 
Paus dari fitnah, atau, dalam semua 
peristiwa, pertanyaan kritis 
kaumawam. 
82. Misalnya: "Mengapa Paus tidak 
mengosongkan api penyucian demi 
kasih yang paling kudus, dan 
kebutuhan jiwa yang mendesak - ini 
menjadi yang paling benar dari 
semua alasan - jika ia menebus 
jumlah jiwa yang tidak terbatas demi 
hal yang paling hina, uang, untuk 
digunakan membangun Basilika - ini 
menjadi alasan yang paling sepele?" 
83. Sekali lagi: "Mengapa misa 
penguburan dan misa peringatan hari 
kematian masih berlanjut, dan 
mengapa Paus tidak mengembalikan, 
atau mengizinkan penarikan dana 
yang diwariskan untuk tujuan ini; 
karena hal ini merupakan kesalahan 
untuk berdoa bagi orang-orang yang 
sudah ditebus?" 
84. Sekali lagi: "Apakah karena 
kesalehan yang baru kepada Allah 
dan Paus, maksudnya, demi uang, 
pejabat gereja mengizinkan orang 
yang tidak beriman dan musuh Allah 
untuk menebus jiwa-jiwa yang saleh 
dan mengasihi Allah dari api 
pencucian, namun tidak menebus 
jiwa yang saleh dan terkasih itu, 
berdasarkan kasih yang cuma-cuma, 
demi kebutuhannya jiwa-jiwa itu 
sendiri?" 
85. Sekali lagi: "Mengapa peraturan 
tentang penyesalan dosa, yang 
sudah lama dihapuskan dan mati 
dalam kenyataannya karena tidak 
digunakan, sekarang dipatuhi lagi 
dengan memberikan surat 
pengampunan dosa, seolah-olah 
peraturan-peraturan tersebut masih 
hidup dan berlaku?" 
86. Sekali lagi: "Mengapa Paus, yang 
kekayaannya saat ini jauh lebih 
banyak daripada orang yang paling 
kaya di antara orang kaya, tidak 
membangun Basilika St. Petrus 
dengan uangnya sendiri, sebaliknya 
dengan uang dari. orang-orang 
percaya yang miskin?" 
87. Sekali lagi: "Apa yang diampuni 
at au dianugerahkan Paus kepada 
orang-orang, yang dengan 
penyesalan yang dalam dan 
sempurna, merniliki hak untuk 
mendapatkan pengampunan dan 
berkat yang sempurna? 
88. Sekali lagi: "Berkat yang lebih 
besar apakah yang akan diterima 
gereja jika Paus, tidak satu kali, 
seperti yang ia lakukan sekarang, 
memberikan peng¬ampunan dosa 
dan berkat seratus kali sehari kepada 
setiap orang yang setia dalam 
iman?" 
89. Oleh karen a keselamatan jiwa, 
bukannya uang, yang dicari Paus 
melalui surat pengampunannya, 
mengapa ia menunda surat-surat dan 
pengampunan dosa yang diberikan 
sejak lama karen a keduanya sama- 
sama manjur? 
90. Untuk menindas keberatan dan 
argumen kaum awam dengan 
kekuatan semata-mata dan tidak 
menyelesaikannya dengan 
memberikan penjelasan, berarti 
memberi kesempatan kepada gereja 
dan Paus untuk dicemooh musuh- 
rnusuh mereka dan membuat orang- 
orang Kristen tidak senang. 
91. jika, kemudian, pengampunan 
dikhotbahkan sesuai semangat dan 
pikiran Paus, sernua pertanyaan ini 
akan diselesaikan dengan mudah - 
tidak, bahkan tidak akan ada. 
92. Jadi, menyingkirlah, semua nabi 
yang berkata kepada umat Kristus, 
"Damai, damai," dan tidak ada 
damai! 
93. Diberkatilah semua nabi yang 
berkata kepada umat Kristus, "Salib, 
salib," dan tidak ada salib! 
94. Orang-orang Kristen harus 
dinasihati untuk setia mengikuti 
Kristus Sang Kepala mereka melalui 
penderitaan, kematian, dan neraka. 
95. Dan dengan demikian yakin untuk 
memasuki surga melalui 
penganiayaan, bukannya melalui 
damai sejahtera yang palsu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar